Budi Sudarsono Persib Bandung
Budi Sudarsono mendapat hukuman satu kali larangan bermain dan denda Rp 10 juta karena terbukti memukul pemain Persitara, Ledi Utomo dalam laga Persitara Jakarta Utara vs Persib Bandung, 28 April 2010.
Sementara itu, Maman Abdurahman dihukum peringatan keras karena tingkah laku buruk berbicara kasar terhadap wasit juga dalam pertandingan Persib melawan Persitara.
Persib sendiri mendapat denda akibat bobotoh menjebol pintu stadion dan berlari masuk ke dalam stadion dalam pertandingan liga melawan Pelita Jaya di Karawang, 24 April 2010.
Berikut ini daftar hasil sidang Komdis:
1. Elly Idris, Pelatih Persita Tangerang dihukum peringatan keras karena tingkah laku buruk melakukan protes dengan cara menendang meja wasit cadangan (Copa Indonesia: Persita Tangerang vs Pelita Jaya, 21 April 2010).
2. Panpel PSBI Blitar dihukum denda Rp 15 juta karena penonton PSBI Blitar masuk ke arah perangkat pertandingan (Copa Indonesia: Persibo Bojonegoro vs PSBI Blitar, 21 April 2010).
3. Andri Budianto, pemain PSBI Blitar dihukum denda Rp 10 juta karena tingkah laku buruk melakukan protes berlebihan (Copa Indonesia: Persibo Bojonegoro vs PSBI Blitar, 21 April 2010).
Persib vs Persipura 2009/2010
4. Persipura Jayapura dihukum denda Rp 30 juta karena tingkahlaku buruk tim. Persipura Jayapura mendapat 6 kartu kuning pada satu pertandingan (ISL: Persib Bandung vs Persipura Jayapura, tanggal 2 Mei 2010).
5. Panpel Persipura Jayapura dihukum denda Rp 25 juta karena penonton melakukan pelemparan kepada tim Arema Indonesia dan mengganti 6 buah bola yang diambil pendukung Persipura Jaya pura dan (ISL: Persipura Jayapura vs Arema Malang)
6. Budi Sudarsono, pemain Persib Bandung dihukum larangan 1 kali bermain pada pertandingan Persib Bandung vs Sriwijaya FC dan denda Rp 10 juta karena tingkah laku buruk memukul pemain Persitara Jakarta Utara, Ledi Utomo (ISL: Persitara Jakarta Utara vs Persib Bandung, 28 April 2010).
7. Maman Abdurahman, pemain Persib Bandung, dihukum peringatan keras karena tingkah laku buruk berbicara kasar terhadap wasit (ISL: Persitara Jakarta Utara vs Persib Bandung, 28 April 2010).
8. Persik Kediri dihukum kalah 0-3 dan denda Rp 25 juta, karena panpel gagal menyelenggarakan pertandingan (ISL: Persik Kediri vs Persebaya Surabaya, 29 April 2010).
9. Panpel Pelita Jaya dihukum denda Rp. 25.000.000,- karena tingkah laku buruk penonton Persib Bandung menjebol pintu stadion dan penonton berlari masuk ke dalam stadion sehingga menjadi tidak kondusif. (ISL : Pelita Jaya vs Persib Bandung, 24 April 2010).
Pelita Jaya vs Persib 2009/2010
10. Persib Bandung dihukum denda Rp 25 juta, karena tingkah laku buruk penonton menjebol pintu stadion dan penonton berlari masuk ke dalam stadion sehingga menjadi tidak kondusif (ISL: Pelita Jaya vs Persib Bandung, 24 April 2010).
11. Panpel Bontang FC dihukum denda Rp 25 juta, karena tingkah laku buruk penonton melakukan pelemparan dengan menggunakan kemasan air mineral (ISL: Bontang FC vs Persela Lamongan, 24 April 2010).
12. Pelatih Bontang FC, Fachri Husaini, dihukum peringatan keras karena melakukan protes berlebihan (ISL: Bontang FC vs Persela Lamongan, tanggal 24 April 2010)
13. Panpel Persija Jakarta dihukum denda Rp 25 juta karena tingkah laku buruk penonton membakar petasan, masuk ke sentelban melalui gerbang selatan dan memasang spanduk yang bernada provokasi (ISL: Persija Jakarta vs PSM Makassar, 29 April 2010). (Antara)
Arema VS Pelita Jaya (Live 15.00)
Persela VS Persidafon (Delay 24.30)
Sabtu 8 Mei 2010
Sriwijaya FC VS Persisam (Live 15.00)
Persija VS PSMP (Delay 22.00)
Minggu 9 Mei 2010
Persib VS Bontang FC (Live 15.00)
Persebaya VS Persibo (Delay 22.00)
Senin 10 Mei 2010
Persisam VS Persija (Live 15.00)
PSMP VS SFC (Delay 24.00)
Selasa 11 Mei 2010
Persibo VS Persib (Live 15.00)
BFC VS Persebaya (Delay)
Rabu 12 mei 2010
SFC VS Persija (Live 15.00)
PSMP VS Persisam (Delay 22.00)
Kamis 13 Mei 2010
Persibo VS BFC (Live 15.00)
Persebaya VS Persib (Live 20.00)
- Putaran II
- Minggu 7 Feb 2010, Persebaya vs Persib
- Sabtu 13 Feb 2010, Persik vs Persib
- Selasa 16 Feb 2010, Persib vs Persisam
- Sabtu 20 Feb 2010, Persib vs Bontang FC
- Minggu 28 Feb 2010, Persija vs Persib
- Rabu 3 Mar 2010, PSPS vs Persib
- Minggu 14 Mar 2010, Persib vs Arema
- Rabu 17 Mar 2010, Persib vs Persema
- Minggu 4 Apr 2010, Persela vs Persib
- Rabu 7 Apr 2010, Persijap vs Persib
- Minggu 18 Apr 2010, Pelita Jaya vs Persib
- Rabu 21 Apr 2010, Persitara vs Persib
- Minggu 2 Mei 2010, Persib vs Persiwa
- Rabu 5 Mei 2010, Persib vs Persipura
- Minggu16 Mei 2010, Persib vs Sriwijaya FC
- Rabu 26 Mei 2010, Persib vs PSM
- Minggu 30 Mei 2010, Persib vs Persiba
Keinginan SBY ini diungkapkan ketika beliau berkunjung ke Kabupaten Bandung Barat, Minggu 25 April 2010. Adalah Kepala Staf Garnisun Bandung, Marsekal Pertama Wahyudin Karnadinata memberitahukan himbauan SBY tersebut kepada wartawan Kompas di Bandung, Senin 25 April 2010.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Kasgar Jakarta untuk mempertemukan dua kelompok pendukung,” kata Wahyudin.
Perselisihan kedua pihak ini memang bukan hanya terjadi di dalam stadion saja. Di luar stadion pun, kedua pendukung selalu menyerukan permusuhan. Hal inilah yang mungkin menjadi perhatian presiden.
kmha tanggepan dulur2 sadayana?????????
Dibangun : Januari 2003
Kandang : Persikab Kab.Bandung (Divisi 1), Pelita Jaya (Super Liga), Persib Bandung (Super Liga).
Kapasitas : 40.000 Penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Sejarah Singkat
Stadion Jalak Harupat adalah suatu stadion olahraga yang berlokasi di desa Kopo dan Cibodas, Kecamatan Soreang, Kabupaten Bandung. Nama Si Jalak Harupat diambil dari julukan salah seorang pahlawan dari Bandung yaitu Otto Iskandardinata.
Kini stadion tersebut menjadi milik dari Pemerintah Kabupaten Bandung. Persikab, yang merupakan wakil Kabupaten Bandung di Liga Indonesia menjadikan stadion tersebut sebagai kandangnya, walau kadang-kadang Persib atau tim-tim lainnya juga turut menggunakannya.
Stadion ini dibangun mulai Januari 2003 pada saat Kabupaten Bandung dipimpin oleh bupati Obar Sobarna dengan biaya 67,5 miliar rupiah dari APBD Kabupaten Bandung. Selanjutnya diresmikan pada hari jadi Kabupaten Bandung ke 364, tanggal 26 April 2005 oleh Agum Gumelar yang menjabat sebagai Ketua Umum Komite Olahraga
2.Stadion Sangraha Pelita Jaya (Lebak Bulus)
Kota : Jakarta, DKI Jakarta Raya
Dibangun :--
Kandang : Persija Jakarta (Super Liga)
Kapasitas : 16.000 Penonton.
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Modern.
Kategori : C+
Sejarah Singkat
Stadion Sangraha Pelita Jaya atau yang lebih di kenal dengan nama Stadion Lebak Bulus adalah stadion di kelurahan Lebak Bulus kecamatan Cilandak, Kotamadya Jakarta Selatan, yang sebagai markas klub Divisi Utama Persija Jakarta, dulu stadion ini merupakan markas Pelita Jaya. Stadion ini berkapasitas 20.000 orang. Stadion ini pun pernah menyelenggarakan kualifikasi Piala Asia Usia Di Bawah 16 Tahun dalam Grup G.
3.Stadion Siliwangi
Kota : Bandung, Jawa Barat
Dibangun : Tahun 1954 (Diresmikan 24 Maret 1956)
Kandang : Persib Bandung (Super Liga)
Kapasitas : 25.000 penonton
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : C+
Sejarah Singkat
Stadion Siliwangi yang berada di Jln. Lombok Bandung, saat berdirinya memang lebih diperuntukkan bagi pembinaan jasmani anggota Kodam III/Siliwangi. Hal tersebut karena memang Stadion Siliwangi adalah milik Kodam III/Siliwangi, bukan milik Pemprov Jabar atau Pemkot Bandung. Seiring belum dimilikinya stadion yang lebih representatif di Kota Bandung untuk menggelar kegiatan olahraga yang besar, stadion dengan kapasitas sekitar 25.000 penonton tersebut seolah identik dengan kandang Persib Bandung. Bahkan ada pemeo yang mengatakan, “Jangan pernah merasa menjadi bobotoh bila belum pernah menonton secara langsung ‘Sang Maung’ di Stadion Siliwangi”.
Mungkin banyak yang belum tahu bila stadion kebanggaan warga Kota Bandung ini dibangun untuk memperingati peristiwa Bandung Lautan Api (BLA) pada 24 Maret 1946. Atau bahkan mungkin ada yang belum mengetahui bila Stadion Siliwangi sebenarnya dibangun untuk didedikasikan kepada 200.000 warga Kota Bandung yang telah merelakan segala hartanya yang habis terbakar dalam peristiwa BLA. Tepatnya setelah 8 tahun peristiwa itu, atas prakarsa Panglima Tentara dan Teritorium III, Kolonel Inf A.E. Kawilarang (Pangdam Siliwangi pertama) dimulailah pembangunan stadion untuk kegiatan olahraga warga Kota Bandung dan untuk latihan para tentara Siliwangi.
Dibangun di atas tanah milik Kodam, biaya pembangunan terkumpul dari potongan gaji para tentara dan pegawai Kodam selama 2 tahun. Sejumlah sen yang ada di belakang gaji para tentara dan pegawai itulah yang dipotong. Dan karena kondisi tanah di Kota Bandung yang liat maka setiap hari dua kompi angkatan darat pun terpaksa harus mengambil tanah dari Lembang untuk beberapa minggu.
Dengan segala kerja keras dan semangat Siliwangi, akhirnya hanya dalam jangka 2 tahun stadion itu dapat diselesaikan. Tapi saat itu hanya ada tribun utama dan terbuat dari kayu.
Tepat pada 24 Maret 1956 stadion diresmikan oleh Panglima Kawilarang. Sebagai hiburan, diadakan pertandingan persahabatan antara Persib Bandung melawan Persija Jakarta. Pada 1961, stadion ini pun menjadi tempat diselenggarakannya Pekan Olahraga Nasional (PON) V yang dibuka oleh Presiden Soekarno.
4.Stadion Gelora Bung Karno
Kota : Jakarta, DKI Jakarta Raya
Dibangun : 8 Februari 1960 (Renovasi 2007)
Kandang : Tim Nasional Indonesia
Kapasitas : 88.083 tempat duduk.
Tipe stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Sejarah Singkat
Gelanggang Olahraga (Gelora) Bung Karno adalah sebuah kompleks olahraga serbaguna di Senayan, Jakarta, Indonesia. Kompleks olahraga ini dinamai untuk menghormati Soekarno, Presiden pertama Indonesia, yang juga merupakan tokoh yang mencetuskan gagasan pembangunan kompleks olahraga ini. Dalam rangka de-Soekarnoisasi, pada masa Orde Baru, nama kompleks olahraga ini diubah menjadi Istora Senayan. Setelah bergulirnya gelombang reformasi pada 1998, nama kompleks olahraga ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.[1]. Dengan kapasitas sekitar 100.000 orang, stadion yang mulai dibangun pada pertengahan tahun 1958 dan penyelesaian fase pertama-nya pada kuartal ketiga 1962 ini merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Menjelang Piala Asia 2007, dilakukan renovasi pada stadion yang mengurangi kapasitas stadion menjadi 88.083 penonton.
Pembangunannya didanai dengan kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958.
5.Stadion Gelora Sriwijaya
Kota : Palembang, Sumatera Selatan
Dibangun : Tahun 2001
Kandang : Sriwijaya FC (Super Liga)
Kapasitas : 40.000 tempat duduk
Tipe Stadion : Stadion Sepakbola Lama.
Kategori : A
Sejarah Singkat
Stadion Gelora Sriwijaya yang terletak di daerah jakabaring Palembang ini merupakan salah satu stadion besar di Indonesia. Dibangun dalam rangka persiapan Sumatera Selatan sebagai tuan rumah PON XVI 2004, menunjukan keseriusan daerah ini dalam menyambut dan menyukseskan event empat tahunan tersebut. Dan kini pasca PON stadion ini digunakan klub juara Copa Indonesia dan juara Liga Indonesia 2007, Sriwijaya FC sebagai kandang klub tersebut.
Stadion ini juga pernah digunakan sebagai tuan rumah pertandingan kualifikasi dan perebutan tempat ke-3 Piala Asia 2007 mewakili stadion Indonesia selain Gelora Bung Karno.
Eka Ramdani, atau yang biasa dipanggil Ebol oleh teman-temannya, lahir di Purwakarta, 18 Juni 1984. Pemain PERSIB bernomor punggung 88 ini memiliki hobi yang cukup beragam, seperti outbond, main playstation, dan juga nge-band bersama teman-temannya. Bermain sepak bola merupakan salah satu hobi Eka. Sejak dulu, Eka kecil yang bercita-cita ingin menjadi polisi ini sering menonton pertandingan-pertandingan PERSIB yang disiarkan di televisi.
Yusuf Bachtiar dan Steven Gerrard merupakan sosok yang diidolakan oleh Eka kecil. Sejak itulah, keinginannya untuk menjadi pemain sepak bola profesional semakin besar. Eka kecil sangat ingin menjadi pesepakbola handal seperti tokoh idolanya, bahkan jika mungkin melebihinya.Untuk mewujudkan mimpinya sebagai 'pemain besar' dalam dunia persepakbolaan tanah air, Eka berlatih sepak bola di SSB UNI BANDUNG dari tahun 1997-2003. Kemudian pada tahun 2003, Eka memulai karir profesionalnya dengan memperkuat PERSIJATIM. Eka memperkuat tim andalan Jakarta Timur ini selama dua tahun. Hingga akhirnya ia memperkuat klub yang ia mimpikan sejak kecil, yaitu PERSIB BANDUNG semenjak tahun 2005 hingga sekarang. Pada Indonesian Super League (ISL) 2008, Ebol dipercaya oleh timnya untuk memegang band kapten Maung Bandung. Saat ini, Eka di kontrak profesional oleh Diadora dan Telkomsel dan Bambang Nurdiansyah merupakan pelatih yang difavoritkan oleh Eka.
Mengapa Eka memilih PERSIB? Jawabannya sudah jelas. Eka memang terlahir di tanah Pasundan. Darah biru bumi Pasundan mengalir di sekujur tubuhnya. Hal inilah yang serta merta mendorongnya untuk memilih klub yang ia banggakan sejak kecil. Selain itu, warna PERSIB yaitu putih dan biru, merupakan warna favorit pemain bernomor sepatu 39 ini. Bagi suami dari Ratna Puspa Kencana dan ayah dari Zaidan Arka Najwan Nashshar ini, PERSIB merupakan sebuah kehormatan yang setiap jengkal di lapangan harus ia perjuangkan..!!
Selain menyukai masakan Sunda, Eka juga memilih masakan khas Padang sebagai makanan favoritnya. Saat ini, selain berkarir di dunia Sepak Bola, Eka juga membuat www.ekaramdani.com atau yang biasa disebut ER. Di dalamnya terdapat sebuah unit usaha yang menjual produk-produk seperti t-shirt, jacket dll. Hal ini didorong dari keinginan Eka untuk tetap berkarya di bidang lain.
Sejarah
Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetball Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.
Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega didepan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.
Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.
BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepakbola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.
Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.
Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken ( VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan “ kelas dua “. VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan dipusat kota, UNI dan SIDOLIG.
Persib memenangkan “ perang dingin “ dan menjadi perkumpulan sepakbola satu- satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNU dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG ( kini Stadion Persib ), dan Lapangan SPARTA ( kini Stadion Siliwangi ). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.
Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepakbolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga diseluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.
Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.
Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar diberbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit- prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.
Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda ( NICA ) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.
Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950- an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah- pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R.Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.
Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.
Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76.
Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.
Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.